Kamis, 18 Desember 2008

# goresan pena seorang LIZA

AKU DAN RUMPUT LIAR

aku = rumput liar ????

rumput liar kecil menatap langit mohon keadilan
diadukannya pada tuhan tentang nasibnya yang malang
“Tuhan,kenapa kau jadikan aku jadi rumput liar? ditempatkan di tempat paling rendah di muka bumi,diinjak- injak setiap hari,diludahi, dicabuti, tidakkah kau kasihan padaku?”
tuhan menjawab dalam diam
angin berhembus riang
hingga sang ayah datang
tersenyum memandang
dan dia berkisah
tentang perjalanan hidupnya yang susah
selalu dilanda gelisah
suatu hari waktu ayah masih muda ayah juga bertanya serupa tentang nasib rumput liar yang tiada guna
begini nak, dulu ayah lahir di hutan ditengah ribuan hewan
keluarga kita banyak sekali dan kita hidup berdampinga
kami hidup saling menolong,saling membantu
bagi kami hidup itu satu
pagi hari ketika matahari menampakkan sinarnya,hari itu kehidupan dimulai
pak rusa datang bersama keluarganya ke tempat kami
ibu beruang juga tak pernah absen dengan anak-anaknya yang berlari kesana kemari
pak kuda,ibu kuda,anak kuda semua datang dengan ceria
keluarga gajah tiba dari kejauhan,besar- besar
munki si monyet hanya memandang dari atas pohon mengikik tanpa henti
angin berhembus ringan membelai kami
sungguh hari yang damai…
pemandangan selanjutnya adalah mereka semua sarapan bersama
dan kau tahu nak apa menu pagi itu?
sekelompok rumput liar! rumput liar! sungguh menyedihkan!
mereka yang semula terlihat ramah,manis dan baik tiba-tiba menarik kami,mencabuti kami,menelan kami!
pamanku dan bibi-bibiku lebih dulu dimangsa para rusa
nenekku,dia tersangkut di gigi kuda
saudara-saudaraku juga tak ketinggalan
lebih ganas dicabut para gajah tanpa ampun
untung saja aku terselamatkan oleh kedatangan para macan
citah-citah itu berlari dengan gesit,secepat kilat menangkap para herbivora yang tak waspada
HAP!! tertangkap!
pak rusa tersungkur berlumur darah,tergolek tak berdaya
begitu seterusnya setiap hari
tapi yang aku herankan keluargaku yang masih tersisisa… samasekali tak kulihat takut di wajah mereka
ibuku masih sempat berdendang,
ayahku masih sempat berfotosintesa meski tahu nyawanya bisa hilang kapan saja,
dan adik-adikku juga masih bisa tertawa
akhirnya aku bertanya pada ayahku, bagaimana bisa?
ayahku: seperti diriku memandangmu saat ini nak,beliau hanya tersenyum
ditatapnya langit biru dan berkata,
“mungkin kita memang kecil,tak berdaya dan hina tapi bukan berarti kita tak punya arti”
aku masih menatapnya tak mengerti
“semua yang diciptakan tuhan itu tidak ada yang sia-sia,nak”
aku meminta penjelasan tapi dia hanya diam
matanya berbinar menatapku
“suatu saat kau akan tahu kalau kau sudah mengalaminya. ..”
rumput liar kecil menunggu kelanjutan kisah sang ayah
sang ayah menghela nafas
ditatapnya rumput liar kecil dengan mata sedikit berkaca
dinyanyikannya lagu sederhana
semburat di atas mega
indah berwarna jingga
nyawa kita siapa yang punya?
Sibuk bertanya,lalai harganya
kau tahu nak? hingga suatu hari kejadian itu datang
musibah itu terjadi
kobaran api melahap hampir separuh hutan
sabana tempat kami tumbuh juga kena
tidak semua,tapi parah rupanya
ayahku,ibuku dan adik2ku tak terselamatkan lagi
yang tertinggal hanya aku dan rumput2 liar kecil yang masih terlalu mungil
keadaan kami tak kalah mengenaskan
kuning,layu dan hampir mati
beruntung hujan datang mengguyur sore itu
beberapa dari kami yang selamat dipindahkan oleh beberapa manusia ke tempat yang aman
kata peneliti itu kami termasuk dalam golongan spesies langka
lalu dipindahkan ke suaka margasatwa bersama penghuni hutan lainnya,
yang masih selamat tentu saja…
kami mulai hidup baru
lupakan yang telah lalu
saatnya untuk maju
demi koloni,demi populasi kami
kami berkembangbiak makin lama makin banyak
hingga seperti sekarang ini
di suaka hidup kami tak jauh berbeda
harus rela jadi menu sarapan para herbivora
bedanya adalah di sini kami merasa senasib
hewan-hewan yang selamat dari kebakaran hutan itu sama lemahnya seperti kami
begitu layu
mereka butuh makan,saat itu kamipun tersadar
makanan mereka adalah kami
tanpa kami mereka tak bisa hidup lebih lama lagi,mungkin akan mati sebentar lagi
oh anakku,betapa indahnya ketika kutemukan makna hidup ini
aku teringat nasihat ayahku tentang arti selembar rumput liar
betapa yang tuhan cipta tak pernah ada yang sia-sia
begitu juga kita…
meski kecil,tak pernah dipandang,selalu diabaikan keberadaannya, diinjak-injak setiap hari,diludahi, dicabuti. ..
jangan berkecil hati,anakku
percayalah kita punya arti
tanpa kita dunia akan kehilangan keseimbangannya
teruslah memberi tanpa mengharap kembali
rumput liar kecil menatap ayahnya
sedih hatinya menguap sudah
sekarang ia mengerti
apa arti hidup ini
pertanyaan itu tak terucap lagi,tak akan!
Dalam hati, rumput liar kecil bersujud penuh syukur memohon ampun
ayahnya mengguncang- guncangkan bahu si rumput liar kecil
pernah dengar manusia berkata, “tanyakan pada rumput yang bergoyang?”
itu kita!
serempak mereka berdua tertawa
hahaha!
sejutamakna.worpress.com

18 komentar:

  1. memang kita didunia ini, hanyalah makhluk yang tak bisa berbuat apa2, tapi banyak orang2 disekitar kita berbanggakan diri dengan aapa yg dimilikinya, padahal itu semua hanyalah titipan dari Alla SWT, dan bagaimana kita meggunakannya apa yang diberikan Nya, dan mensyukuri segala nikmat yang di beri Nya,,

    BalasHapus
  2. sering kita sebagai manusia terlalu sombong atas apa yang kita miliki. padahal dimata Allah semuanya sama, hanyalah ketaqwaan yang membedakan kita.

    BalasHapus
  3. rumput liar, istilah yg begitu sederhana, mengesankan kerendahan hati, keinginan berguna untuk orang lain. walaupun mudah terombang ambing oleh angin, tapi akarnya tetap mencengkram tanah, sungguh juga menggambarkan ketegararan hati dan keteguhan prinsip hidup

    Satu lagi, agar rumput liar berkembang dengan baik ia butuh pohon besar yang teduh. yg bisa memberikan ia kehangatan, kenyamanan, dan kebahagiaan

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. hahahahaha,
    paling bisa Ijal ne..

    Liza, dengar tu apa yang dibilang ama Ijal. Rumput liar butuh pohon besar yang teduh, agar ia nyaman, hangat dan bahagia..

    hehehehe,

    Thanks..
    Aku sepakat sama dikauu Jal dalam hal ini...

    Saleum..

    BalasHapus
  6. keren banget liza... i like it!

    ternyata itu ya makna rumput liar? ku kira liza itu pengen jadi liar namun tak bisa karena akar tercekam erat pada bumi... bahkan saat tanduspun dia tidak akan tercerabut...

    begitu liar, begitu fundamental

    BalasHapus
  7. thanks a lot for the comments.. buat ijal, muhajir, n beni...ohya ben,..enak aja mikirin liza seperti itu,.. ngga ah

    BalasHapus
  8. biasa aja kali jir..hehe.. :p

    BalasHapus
  9. kenapa enggak rumput yang bergoyang aja liza? kalo rumput yang bergoyang kan sesuai karakter liza: pecinta dangdut nomor wahid.

    Wakakaka... kaboooorrrrr

    BalasHapus
  10. apaaaan sih beni!!! jahat bgt..udah dulu suudhan dengan rumput liar,..sekarang dibilang pecinta dangdut. hek deh

    BalasHapus
  11. padahal si beni tu yg dari dulu suka banget ma dangdut :p
    ngaku aja ben..hehe..

    BalasHapus
  12. oooooo... ternyata beni dangduter..ketahuan.. ayo beni!!! ngaku2. jangan ngelimpahi ke liza dunk

    BalasHapus
  13. iya tuh..apalagi lagu2nya bang oma (rhoma irama)
    ya gak ben.. :-P

    BalasHapus
  14. dah macam si andrea hirata (ikal / andis) aja si beni neh... pecinta bang rhoma irama. Hikhikhik...

    Si ijal neh ntah apa bela-bela si liza, dah macam pengeran liza aja lah.

    Btw liza, dah berapa banyak neh koleksi dangdutnya?

    Wakakaka... kabooorrr

    *sorry liza, rahasiamu harus terbongkar dengan disengaja*

    BalasHapus
  15. ngga merasa tuh... malahan beni yang bongkar rahasia sendiri..

    BalasHapus
  16. jeh wak, fi cuma mengatakan 'kebenaran', beni jangan malu2 gitu lah untuk mengakuinya..

    tenang aja ben, rahasia beni ga akan keluar dari blog ini hehe..

    btw, sejak kapan fi jadi pangerannya liza? ijal ni cuma sekedar kaleng2 kosong yang biasanya di sepak2 ma orang di jalanan

    BalasHapus
  17. wah kaleng kosong nyaring bunyinya,..

    BalasHapus
  18. tepat sekali..

    BalasHapus

Follow Us @soratemplates