Jumat, 20 Februari 2009

Pohon Asam Kok Buahnya Caleg?

Februari 20, 2009 23 Comments
 
http://www.duaberita.com/main/images/stories/fruit/koruptorlingkngan.jpg
Akhir-akhir ini fenomena aneh melanda negeri ini. Tidak hanya di satu tempat saja, tetapi dari Sabang sampai Merauke kejadian aneh tapi nyata terjadi. Nah lho? Apakah itu? Yoohaaa,..pohon-pohon tidak lagi menghasilkan buah sebagaimana layaknya. Buahnya telah berubah. Pohon mangga tidak hanya menghasilkan buah mangga. Pohon asam jawa yang belum musimnya berbuah juga telah berbuah, tapi bukan buah asam. Bahkan pohon yang tidak berbuah sekalipun kini telah berbuah. Buahnya sama semua. Aneh tapi nyata. It’s the fact. Semua berbuah foto CALEG.

Buah-buah caleg itu dihasilkan oleh berbagai pohon (terutama yang terletak di sepanjang jalan) melalui hasil mutasi gen dan juga persilangan antara sang pohon dan kampanye Pemilu 2009. Buah yang dihasilkan juga beraneka warna dan jenis kelamin. Ada warna putih dengan lambang bintang, atau warna hijau dengan lambang bulan. Ada warna merah gambar burung (mungkin untuk mempercepat penyerbukan). Pokoknya segala macam warna yang ada di dunia ini (mejikuhibiniu) menjadi warna buah sang pohon. Kemudian isi buahnya ada laki-laki atau pun perempuan. Ada yang masih muda atau telah lanjut usia. Buah-buahnya juga beda-beda kualitas. Ada yang bertaraf kabupaten, provinsi, bahkan negara. Semua buah itu yang akan dipilih masyarakat Indonesia nantinya pada tanggal 9 April 2009 untuk menjadi wakilnya.

Tapi, terpikirkah kita dengan hadirnya buah-buahan yang sangat aneh tersebut dan marak pada beberapa bulan terakhir sangat tidak diharapkan sang pohon. Istilah kasarnya buah yang tidak diinginkan. Betapa tidak, buah tersebut bukanlah murni dihasilkan pohon tersebut. Semua buah tersebut adalah para caleg 2009 yang sedang melakukan kampanye. Mereka telah merusak pohon-pohon tersebut dengan memaksa makhluk yang menghisap CO2 sepanjang masa untuk “berpura-pura” menjadi pohon dari buah tersebut. Ada yang memaku, mengikat dengan kawat, atau menjadikan sandaran, meski pohonnya masih kecil dan belum cukup kuat menahan beban angin (bisa patah).

Nah, bagaimana mereka bisa benar-benar bisa diberi amanat untuk menjadi wakil rakyat kalau mereka sendiri masih suka menzalimi. Bukankah pohon itu adalah makhluk hidup dan juga ciptaan Yang Maha Kuasa? Berapa banyak jaringan-jaringan tumbuhan tersebut yang mati karena terkena paku atau ikatan kawat?

Saya merasa kalau para caleg ini, sudah tidak punya kepedulian pada lingkungannya, jangan harap mereka akan peduli pada kader atau simpatisan yang sudah memberikan suara pada mereka, waktu pemilu.

Semoga saja kita tidak tertipu dengan wajah cantik atau ganteng dari para caleg yang terpampang di pinggir-pinggir jalan, dipaku di pohon, ditempel di tiang listrik atau telepon, bahkan di cat di tembok.

Mari kita sebagai masyarakat yang demokratis, lebih bijak, dalam menentukan masa depan bangsa kita, dengan menitipkan aspirasi kita, pada calon legislatif yang punya kepedulian tinggi pada lingkungan, tidak sekedar janji atau ucapan, tapi praktek nyata di masyarakat dan lingkungannya.

Mari Selamatkan Lingkungan dan Bumi kita dari perusakan, demi masa depan generasi kita.

Selasa, 17 Februari 2009

ZINDAGI MIGZARA

Februari 17, 2009 10 Comments
Zendagi Migzara. Sebuah kalimat yang mungkin ngga asing lagi di telinga kita. Namun, aku yakin, banyak diantara kita yang tidak tahu artinya. Aku juga ngga bakal tau artinya atau bahkan ngga tau kata-kata tersebut sebelum membaca novel karyanya Khaled Hoseini " The Kite Runner ". Sebuah novel yang menceritakan kisah hidup Amir di Afganistan. Oke, sebelum aku berkisah tentang Sang Pengejar Layang-Layang itu, biar ngga membuat semuanya bingung tentang arti ZINDAGI MIGZARA (kalo udah tahu diam aja yaaa,..hehhehe ini khusus untuk yang belum tau :)), pernah dengar Life Goes On? Atau Hidup Terus Berjalan? Nah itulah arti Zindagi Migzara.

Waktu luang ketika libur semester kali ini kumanfaatkan untuk bekerja dan membaca. Ada beberapa novel tergeletak di kamarku. Satu The Kite Runner yang kupinjam dari FLP dan satu lagi Dunia Bahagi yang kusewa disebuah taman bacaan. Sekarang aku akan menceritakan sedikit tentang The Kite Runner, sebuah novel dengan ketebalan 600an halaman dan kuhabiskan dalam waktu sehari.

The Kite Runner, Sang Pengejar Layang-Layang.

Novel ini merupakan karya pertama Khaled Hoseini tentang Afganistan (two thumbs for this novel). Memuat banyak filosofi kehidupan dengan penyampaian yang begitu mengalir dan tidak menggurui (kapan ya aku bisa seperti Agha Khaled?)

Berkisah tentang perjalanan hidup Amir sejak kecil hingga dewasa. Dengan seting Afganisatan sebelum, pada dan sesudah masa taliban. Amir bukanlah seorang anak pemberani dan mandiri ketika kecil, haus kasih sayang ayah yang sangat maskulin.

Banyak tingkah laku Amir ketika kecil yang terkadang kita juga sering melakukannya, membuat kita berkaca bahwa kita juga sering mnecuri. Mencuri. Satu-satunya bentuk kejahatan yang berulang-ulang disindir dalam buku ini.
"Semua sumber kejahatan adalah mencuri. Ketika seseorang berbohong, maka sesungguhnya Ia mencuri kesempatan orang lain untuk mendapat kebenaran,"
ucap Baba (ayahnya Amir) yang sering kali diingatnya.

Buku ini bercerita bahwa meski sederet dosa dilakukan, hal tersebut adalah sebuah kewajaran sebagai manusia, tak perlu menghukum diri seumur hidup dengan lari dari kenyataan sebenarnya. Amir melarikan diri dari rasa bersalah karena tak bisa menyelamatkan Hassan, sahabat setianya. Terkadang Amir juga merasa iri dengan kasih saying yang diberikan Baba untuk Hasan, seorang anak pelayan, yang menurutnya sangat berlebihan. Namun akhirnya terungkap bahwa ternyata Hasan adalah saudara tirinya.

Namun kembalinya dia ke Afganistan (setelah 15 tahun menetap di Amerika sejak pecahnya perang Afganistan melawan Soviet)membuatnya harus melakukan perubahan besar terhadap dirinya sendiri. yaitu menebus rasa bersalahnya dengan menyelamatkan Shohrab, anak Hassan dari keganasan perang Taliban.

Ada beberapa pesan yang bisa kutangkap dari novel ini, salah satunya adalah
saat rasa bersalah menggerakkan seseorang melakukan kebaikan itulah penebusan dosa sejati.

Ayah Amir memang melakukan kesalahan dengan menutupi kesalahannya dengan menghamili Saunubar (wanita Hazara yang akhirnya dinikahi Ali), dan Hassan sebagai anak kandungnya. Namun dia berusaha menebusnya dengan mendirikan panti asuhan dan perbuatan amal baik. Karena toh..masa lalu tak akan bisa di ulang kembali.
Hal itulah pelajaran terakhir yang di pelajari Amir dari Ayahnya, dan dia meneruskannya dengan jujur pada dirinya sendiri.

Jujur, ketika membaca buku ini aku menangis. Ketika Khaled menggambarkan bagaimana kepengecutan Amir yang rela membiarkan Hassan sahabat sejatinya diperkosa di depan matanya. Dan kelakuan Amir yang menuduh Hassan sebagai pencuri dengan tujuan agar diusir dari rumahnya.

Selain itu, gambaran kekejaman taliban, ketika Amir kembali ke Afganistan, sangat menyedihkan. Perbandingan antara gambaran Afganistan di masa kecil Amir, dan ketika masa Taliban, membuat pilu.
bagaimana bisa sebuah motivasi untuk menegakkan agama yang Rahmatan alamin bisa begitu penuh darah. . Menghacurkan peradaban dengan sehancur-hancurnya

The Kite???
Pengejar layang-layang adalah garis merah dalam cerita ini. Budaya bermain dan mengejar layang-layang adalah simbol dimana suatu masa, Afganistan tidak memperdulikan ras dan agama, syiah atau sunni, tetapi hanya sebuah kebersamaan, kegembiraan. Sebuah masa dambaan seorang Amir...dan kupikir juga masa-masa yang didambakan banyak orang.

Kamis, 12 Februari 2009

Semangat Itu Tak DiObral (Manusia Perahu Part Two)

Februari 12, 2009 23 Comments
Penuh dengan semangat!!!Itulah yang dapat tersirat dari teman acehblogger dan KPLI. Mereka dengan penuh semangat menelusuri persimpangan jalan di seputaran Simpang Lima Banda Aceh untuk mengumpulkan lembaran rupiah demi membantu Muslim Rohingya, Manusia Perahu itu. Hanya kata "maaf" yang bisa kuucapkan karena sejenak saja diri ini ikut bergabung (Maaf ya, teman-teman semua....).

Dalam aksi penggalangan dana itu, aku benar-benar terharu melihat antusiasme masyarakat. Mereka benar-benar peduli dengan sesama. Yeah, walaupun tak pengendara kendaraan bermotor itu memberikan sumbangan, tapi senyuman mereka membuat letih ini hilang.

Satu hal lagi yang membuatku terharu, ya, aku hampir saja meneteskan air mata ketika ada bapak-bapak yang tidak segan-segan mengeluarkan lembaran biru uang kertas yang memuat gambar I Gusti Ngurah Rai. Kemudian abang becak (dalam beberapa bulan ini aku semakin dekat dengan pengendara becak)yang dengan serta merta langsung memberikan uang hasil jerih payahnya. Satu lagi, seorang lelaki, yang masih remaja langsung saja menyodorkan uangnya.

Selain itu, masih banyak lagi masyarakat yang ikut menyumbang. Yeah, aku tak peduli dengan gombalan para "lelaki kurang kerjaan" ketika aku menengadahkan kotak sumbangan. Yang penting kalian nyumbang,hehehe...

(Saudaraku semuanya, semoga amal ibadah kalian diterima oleh Allah Swt,..Amiin)

Kira-kira sekarang teman-teman sedang ngapain aja ya di jalanan? Di tengah teriknya matahari siang? Bergumul dengan debu jalanan dan asap kendaraan? Semoga kalian tetap semangat, kawan. Walaupun sedikit yang penting kita peduli. Semangat!!!

Ohya, disana aku juga bertemu dangan blogger Aceh lainnya. Selama ini aku hanya mengenal mereka dari dunia maya (selain baiquni dan bang Husni). Ada Aneuk!! (ooohhh, itu rupanya yang namanya aneuk.. ngga sopan bgt selama ini aku memanggilnya dengan aneuk. mestinya Pak Aneuk.. ada juga muda bentara, dan lain-lain)... salam kenal yaaa,..

Senin, 09 Februari 2009

Manusia Perahu Adalah Saudara Kita

Februari 09, 2009 33 Comments
Permulaan tahun 2009, pekan kedua bulan Januari dan awal Februari, Aceh kedatangan ratusan tamu luar negeri yang dibuang oleh negaranya sendiri. Sungguh malang nasib tamu yang terkenal dengan sebutan “manusia perahu” ini. Di negeri asalnya disiksa dan dizalimi, di negeri tetangga diusir dan dibuang. Dan sekarang, tamu yang merupakan Muslim Rohingya itu terdampar diperairan Sabang dan Idi Rayeuk, Nanggroe Aceh Darussalam. Akankah mereka akan mengalami nasib serupa dari pemerintah kita?

Manusia tanpa negara

Etnis Rohingya adalah orang-orang tanpa kewarganegaraan yang mendiami kawasan perbatasan antara Myanmar-Bangladesh. Di Myanmar mereka mengalami penganiayaan dan siksaan yang brutal dari rezim junta militer. Inilah yang memaksa mereka menjadi manusia perahu yang berlayar dari satu negara ke negara lain, terutama Thailand, Malaysia dan Indonesia, untuk mencari tempat penghidupan yang lebih baik. Selain Myanmar, Thailand adalah negeri yang paling tidak bersahabat dengan orang Rohingya. Pemerintah negeri yang dulu bernama Siam itu selalu bertindak keras dan kasar bahkan mengarah ke pembantaian.

Muslim Rohingya adalah keturunan Bengali, Panthay dan campuran Burma-Cina. Sejak abad ke-7 Masehi mereka telah mendiami kawasan Arakan, sebuah wilayah seluas 14.200 mil persegi yang terletak di Barat Myanmar. Walau tinggal di kawasan yang masuk wilayah Myanmar, namun junta militer tidak mengakui kewarganegaraan mereka. Oleh sebab itu, mereka disebut juga dengan manusia tak bernegara atau orang tanpa kewarganegaraan (stateless people).

Sebagai Muslim yang hidup di bawah tekanan junta militer, tak mudah bagi etnis Rohingya menjalankan keyakinan mereka. Ratusan masjid dan madrasah di wilayah mereka dihancurkan, Al-Qur’an sebagai kitab suci dinjak-injak dan dibakar para tentara yang brutal. Perlakuan tak manusiawi ini membuat mereka berontak. Untuk menyelamatkan diri dan akidah, mereka melarikan diri dari tanah kelahirannya.

Muslim Rohingya termasuk dalam daftar pengungsi terbesar di dunia. Bangladesh adalah salah satu negara yang menampung mereka. Menurut data UNHCR, organisasi PBB yang mengurusi masalah pengungsi, jumlah pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp UNHCR Bangladesh mencapai 28 ribu orang. Di luar itu, lebih dari 200 ribu orang yang tak terdata. Mereka memilih hidup sebagai manusia perahu.

Karena tak ada tempat berpijak lagi, umat Islam yang terusir dari tanah kelahirannya ini memilih tinggal di atas perahu. Berlayar dari satu tempat ke tempat yang lain. Kadang mereka juga mendiami beberapa pulau kosong yang terdapat sepanjang perbatasan Myanmar-Thailand. Walau hidup susah, namun di pulau-pulau tak bernama ini mereka lebih leluasa menjalani hidup. Beberapa ormas dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) internasional kadang memberikan mereka bantuan pangan, obat-obatan maupun fasilitas pendidikan dan kesehatan.

Nasib Manusia Perahu di Aceh

Sebelum ditemukan terkatung-katung di tengah laut tanpa persediaan makanan oleh nelayan dan TNI AL, ratusan manusia perahu ini ditangkap oleh militer Thailand tepatnya di wilayah perairan Laut Andaman dan menahan mereka secara rahasia di sebuah pulau bernama Koh Sai Daeng.

Usai ditahan selama beberapa hari, kaum Muslimin yang tak berdaya ini kemudian diseret ke tengah laut lalu dintinggalkan di atas kapal tanpa mesin. Bahkan sebagian hanya ditinggali dayung. Tak ayal, sebagian besar manusia “tanpa negara” ini hilang dan mati tenggelam.

Sekarang ratusan “manusia perahu” yang juga beragama Islam telah tiba di Serambi Mekkah setelah ditemukan oleh nelayan setempat (Sabang dan Idi Rayeuk) . Kisah pilu manusia perahu itu membuat masyarakat Aceh sadar dan rasa ingin membantu. Yang paling memilukan adalah mereka harus membuang 22 saudara mereka yang meninggal ke laut lepas. Mereka meninggal karena kelaparan dan tidak adanya persediaan logistik di tengah laut.

Namun, bagaimana nasib mereka selanjutnya setelah terdampar di negeri yang hampir seratus persen penduduknya beragama Islam?

Seperti yang diberitakan detiknews (02/02/09), Pemerintah Indonesia akan segera mendeportasi “manusia perahu” ke negera asal mereka, Myanmar. Pemerintah menyimpulkan bahwa manusia perahu yang terdampar di Sabang diduga kuat bermotif ekonomi (economy migrant) .

Namun, seperti yang dituliskan Junaidi Beuransyah (acehlong.com), kesimpulan yang diambil pemerintah dalam proses pendataan dan investigasi terkesan dan terdapat adanya manipulasi. Pemerintah cendrung melibatkan International Organization for Migration(IOM) ketimbang UNHCR dalam menangani Muslim Rohingya. Seharusnya Pemerintah harus bekerjasama dengan pihak badan resmi PBB United Nation High Commision for Refugee(UNHCR) karena ini tugas dan wewenangnya mengurusi para pengungsi.

Keterlibatan IOM semata tanpa adanya pihak UNHCR soal penanganan pengungsi Myanmar ini sebenarnya belum sempurna segi keakuratan data dan informasi. Akibatnya mencuat isu dari politik berubah kemotif ekonomi. Kita yakin bahwa warga Rohingya yang terseret arus laut di perairan Aceh itu adalah bahagian dari keburukan politik dan penindasan penguasa junta militer.

Kita sangat memahami penyebab buruknya ekonomi itu merupakan akibat dari runyamnya situasi politik sehingga membuat para manusia perahu itu harus hijrah menyelamatkan diri sekaligus memperbaiki ekonomi dari luar negaranya.

Dengan kata lain, persoalan politik dan ekonomi yang sedang dihadapi para pengungsi politik dimanapun di dunia, merupakan dua sisi kehidupan antara keselamatan nyawa dan perubahan hidup. Jika perlindungan telah ada, maka secara otomatis akan menyusul dengan perbaikan nasib untuk hidup secara ekonomi. Singkatnya dua hal tersebut tak mungkin terpisahkan dan itu fakta.

Himbauan untuk Pemerintah

Kita meminta kepada Pemerintah Indonesia supaya mempertimbangkan kembali niatnya untuk mendeportasikan Muslim Rohingya agar keselamatan mereka terjamin. Departemen luar negeri kiranya perlu melihat secara lebih teliti bahwa kehadiran mereka ke Indonesia itu masih dalam konteks politik negara Myanmar yang begitu parah yang menyebabkan mereka tertindas dan keluar dari negaranya untuk mencari perhatian dan perlindungan politik dunia internasional. Mereka perlu dilindungi secara politik oleh Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah diharapkan menyambut baik semua manusia perahu dengan memberikan status negara kedua dan pemberian suaka kepada mereka sambil menunggu adanya jaminan keamanan yang menyeluruh dari negara ketiga.

Nasib manusia perahu sangat memerlukan perhatian dan bantuan dari Pemerintah Indonesia. Mereka itu (etnis muslim minoriti) golongan tertindas dan diusir dari negaranya akibat perlakuan penguasa junta militer yang cukup ganas. Sekarang mereka sudah terselamatkan dalam wilayah hukum negara Indonesia atau mereka kini berada di negara kedua. Karena itu perlindungan dan keselamatan harus diberikan kepada mereka dan bukannya membuang mereka kembali ke negara asalnya.

Sebaiknya Pemerintah Indonesia sesegera mungkin mencari jalan terbaik bagi menangani pengungsi tersebut. Pemerintah sangat diharapkan segera mengambil langkah positif untuk mengizinkan dan mengundang pihak UNHCR guna mempercepat penanganan mereka dan selanjutnya diterbangkan kenegara ketiga. Nasib dan derita yang mereka alami saat ini sungguh memprihatinkan. UNHCR adalah lembaga paling tepat untuk mengurusi mereka yang berstatus pelarian politik.

Penulis adalah Pengurus Forum Lingkar Pena Aceh, Ketua Litbang BEM FK Unsyiah





Jumat, 06 Februari 2009

Happy Birthday To Me

Februari 06, 2009 23 Comments
Wah ngga terasa banget kalo hari ini aku genap berumur duapuluh satu tahun (tua banget dah :)). Rasanya baru kemarin aku menyelesaikan bangku SMA. Sang waktu tak kenal kompromi untuk berlalu. Padahal aku udah berkali-berkali memutarnya agar kembali berputar ke masa lalu atau menyuruhnya untuk berjalan pelan-pelan saja. Tapi GATOT alias gagal total. Emang aku siapa bisa memutar-mutar waktu?

Hari ini aku berumur duapuluh satu tahun. Kira-kira apa ya yang telah kuperbuat dalam rentang usiaku ini? Ohh, aku jadi malu sendiri jika mengingatnya apalagi jika menceritakannya ke orang-orang. Sangat sedikit perubahan yang kulakukan, sangat banyak waktu yang terbuang percuma. LIZA!!!! Please deh. Bangun!!! Hari sudah senja. Umurmu juga hampir senja. Lakukan sesuatu. Tetap semangat yaa… Pantang menyerah. Dan selalu tersenyum J Peace!!! (menyemangati diri sendiri).

Btw, ngga ada salahnya kan aku mengucapkan Happy Birthday untuk diriku sendiri di blog ini. Lagian ini blogku. Walau sebenarnya aku juga ingin pembaca blog ini mengucapkan selamat ulang tahun untukku (hehehe). Jujur nih. Semua keluar dari palung hati (ngga pake lubuk lagi sekarang, palung, man!). Yeah, setidaknya akan bertambah orang-orang yang mendoakan agar umurku diberkahi sama Yang Di Atas. Semoga saja yaa,.amien. Berkahilah umurku Ya Allah. Semoga sisa umurku ini bisa kujalani dengan hal-hal yang berguna,.

Hmm, mau ngapain ya di hari jadiku ini? Jalan-jalan sendiri mengelilingi kota Banda Aceh? wah, ide yang bagus juga tuh. Sudah lama aku ngga jalan-jalan sendiri yang menurutku sangat asyik karena kita bisa memutuskan sendiri arah dan tujuan kita. Tapi,.. hah??? Aku belum bisa menaklukkan The Man Of The Week!!! Siangnya juga ada introduksi ujian Skills Lab. Aku juga harus nyetor berita hari ini. Ya sudahlah, mending aku mengerjakan yang penting-penting dulu. Satu lagi Liza, jangan lupa belajar untuk OSCE.

Ngomong-ngomong tentang The Man Of The Week, sumpah dia susah banget ditaklukkan. Dalam minggu ini sudah beberapa kali aku menghubunginya. Sudah berjam-jam aku menunggunya di kantor. Namun yang kudapat tidak ada apa-apa alias nothing. Susah banget sih, (ayoo Za jangan nyerah). Semoga saja The Man mau membalas smsku dan menentukan kapan kita bisa ketemu dan membahas hal yang sangat penting. Mohon doanya yaaa 

Cukup dulu postinganku hari ini. Semoga hari ini adalah hari yang indah diusiaku yang baru. Dan semoga hari-hari yang kujalani nantinya merupakan hari-hari yang bisa membawaku menuju kedewasaan dan menambah rasa syukurku pada Ilahi Rabbi.

Selasa, 03 Februari 2009

Mau Tau Kepribadianmu Seperti Apa?

Februari 03, 2009 21 Comments
Iseng-iseng nanya ini itu sama Oom Google, dapat deh cara ngetes kepribadian. Kali ini ada yang versi Indonesia,. Asyik banget kan? Ngetest kepribadian sendiri tanpa harus mumet-mumet mutar pikiran untuk cari tahu artinya, soalnya dulu-duu hanya ada versi english. Kalo mau coba, download aja (dalam bentuk excell ya).. (ada juga english version nya)

So, bagaimana hasil test kepribadian kamu?Download Yukk!!

Senin, 02 Februari 2009

Abang Becak Pake Baju Dinas

Februari 02, 2009 24 Comments

Kalo ada abang becak pake baju dinas alias baju kantoran, itu artinya apa ya? Hmmm, bisa jadi Abang becak itu pekerja keras, dia ngga hanya membanting tulang di kantoran, tapi tulangnya juga dibanting dengan mendayung becak,..Hohoho

Sebenarnya ngga ada yang salah sih dengan pakaian seorang penarik becak. Terserah dia mau memakai baju apa. Mau pakaian belel atau yang sangat necis, semua itu terserah mereka. Begitu juga kalo mereka memakai pakaian dinas. Nah, yang menjadi pertanyaan adalah Apa yang ada dipikiran Anda kalo melihat penarik becak memakai pakaian dinas (kalo hari senin baju dan celananya warna ijo ya?) pada jam kantoran? Penarik becakkah dia? Atau Pegawai Negeri Sipil yang sedang menari becak di jam kerja? TANYA KENAPA???

Kejadian itu memang kualami langsung. Aku menumpang becak yang pengendaranya memakai pakaian PNS pada pukul 11.00 WIB. Spontan ketika melihat pemandangan yang kurang indah di mata itu, sebuah pertanyaan muncul dari mulutku, " Ngga masuk kantor, Pak? Kok narik becak? Bukannya sekarang masih jam kantoran?"

Lelaki yang umurnya sekitar 50 tahunan itu hanya tersenyum kecut dan membiarkan pertanyaanku lenyap bersama angin. Ia terus menstarter motornya dan kemudian mengantarkanku ke tempat tujuan. Memang, pakaiannya tidak begitu mencolok karena ia memakai jaket untuk menutupi kemeja dinasnya. Tapi itu akan sangat kelihatan kalau kamu berada tidak lebih dari 50 cm dari abang becak tersebut.

Ingin rasanya menghujaninya ribuan pertanyaan dan alasan yang membuatnya tetap menarik becak di jam kantoran. Aku yakin, dia benar-benar seorang PNS. Dari pakaiannya juga sepatu yang dia gunakan. Lumayan rapi, bahkan sangat rapi kalau dibandingkan dengan penarik becak yang juga mangkal di tempat yang sama dengannya.

Fenomena yang biasa

Bolos di jam kerja merupakan fenomena yang biasa kudapatkan di Aceh. Tak jarang para abdi negara itu terjaring dalam razia di saat mereka sedang asyik-asyiknya menyeruput secangkir kopi di warung-warung pada jam kerja.

Meski sudah dilakukan razia, pada hari yang lain tetap ada saja orang-orangan sawah (eitsss, salah) orang katoran itu yang lebih memilih kerja di warung kopi ketimbang menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Entah apa yang mereka perdebatkan di sana? Dan yang paling membuatku bingung dan heran adalah setelah pulang kantor, pada sore sampai malam hari mereka kembali mengunjungi Warung Kopi.

Tapi, untuk kejadian hari ini, baru pertama kali ku alami dan ku lihat dalam hidup. Kenapa bapak itu menarik becak di jam kerja ya?

Mungkin di antara kalian sering juga melihat para abdi negara itu yang bolos kerja? Kira-kira apa ya solusinya?

Follow Us @soratemplates