Sabtu, 13 September 2008

BULAN SUCI, BULAN BERBAGI

September 13, 2008 1 Comments
Tanpa terasa kita telah melewati pekan pertama pada bulan Ramadhan. Bulan suci yang penuh dengan rahmat, berkah dan maghfirah dari Allah Swt. Maka, bergembiralah kita dengan kedatangan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadhan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

Ramadhan adalah bulan kebaikan. Bagaikan mutiara yang indah, sutra yang halus, madu yang manis, dan kasturi yang harum. Tidak akan hilang keindahan, kehalusan, kemanisan, dan keharumannya kecuali kita menimbunnya dengan lumpur, menyentuhnya dengan tangan yang kasar atau lumpuh, meminumnya dengan racun, atau mencampurkannya dengan bau bangkai. Begitulah kebaikan dan begitu juga dengan bulan suci Ramadhan.
Kehadiran bulan suci Ramadhan di tengah-tengah kita sungguh membawa berkah yang besar di mana Allah melipatgandakan pahala amalan-amalan di dalamnya, dibukakan pintu-pintu surga dan berkah, serta fadhilah-fadhilah lainnya. Bulan Ramdhan bagaikan pohon yang sedang berbuah. Kilaunya yang indah, sentuhannya yang halus, rasanya yang sedap, dan aromanya yang harum dapat menentramkan perasaan, menenangkan pikiran, melapangkan dada, dan mendamaikan hati. Yang pertama sekali merasakan semua nikmat tersebut adalah mereka yang mengisi bulan ini dengan penuh kebajikan dan ketakwaan kepada Allah Swt., diantaranya dengan meningkatkan rasa itsar (mementingkan orang lain).

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada zaman sekarang sangat sedikit orang-orang muslim yang memiliki kepedulian terhadap sesamanya, yang memikirkan kesusahan orang lain sedangkan dirinya juga mengalami kesusahan, yang menutupi kebutuhan orang lain padahal dia sendiri sedang membutuhkannya. Sifat peduli makin langka kita temukan dewasa ini, seiring dengan menjalarnya sifat bakhil dan kikir.

Ketamakan terhadap harta dan penyakit bakhil yang menggerogoti jiwa telah menghalangi orang-orang untuk berbagi rezeki kepada yang lain. Meskipun hartanya melimpah sedangkan saudaranya yang lain sedang bersusah payah. Terlebih lagi jika ia sedang butuh, tidak terlintas sedikitpun dipikirannya untuk membantu meringankan kebutuhn orang lain. Bahkan, tidak sedikit diantara kita yang ingin agar semua nikmat hanya mengalir kepadanya, meski saudara-saudaranya yang lain menjadi korban.

Bertolak belakang dengan masalah harta yang semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkannya pertama sekali dan menjadi orang yang paling banyak mengumpulkannya, dalam urusan ukhrawi umumnya kita malah menerapkan itsar (mementingkan orang lain). Kita perhatikan saja dalam urusan beribadah, tidak jarang kalau kita mendengar kalimat : Silakan Anda yang adzan, silakan Anda yang maju di shaf pertama, silakan Anda yang memberi ceramah, dan kalimat lain yang mengindikasikan hasrat yang rendah terhadap pahala dan ganjaran di akhirat. Keserakahan terhadap harta berbanding terbalik dengan tingginya mutu agama.

Sifat tamak dan bakhil benar-benar akan menjauhkan kita dari keinginan untuk berbagi kepada sesama. Kerena itu sungguh beruntunglah orang-orang yang terpelihara dari sifat tercerla ini seperti firman Allah Swt, “ Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al- Hasyr : 9))

Oleh karena itu, jadikanlah bulan suci ini sebagai momentum bagi kita untuk meningkatkan kepekaan dan kepedulian kita kepada sesama. Jadikanlah bulan yang penuh berkah ini sebagai bulan untuk berbagi. Isilah hari-hari dengan memberi sedekah bagi fakir miskin, menolong yang teraniaya, meringankan beban yang menderita, memberi makan orang yang lapar, menjenguk yang sakit, membantu yang membutuhkan, dan memohon ampun bagi yang berbuat dosa. Allah Swt berfirman, “ Mereka mengutamakan (saudara-saudara mereka) atas diri mereka sendiri, meskipun mereka sendiri sangat memerlukan (yang mereka berikan itu). (QS. Al-Hasyr (59):9).

Islam selalu mengarahkan kaum muslimin agar secara aktif berta’awun (tolong-menolong) dalam kebaikan dan ketakwaan, berpadu dan menyatukan barisan. Semua itu dapat diaplikasikan dalam bentuk menyalurkan peran sosial dan penanaman rasa cinta kepada sesama dengan benar serta mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

Sigerman (1997), dalam penelitiannya didapatkan bahwa interaksi dengan komunitas terbesar dapat meningkatkan kebahagiaan manusia hingga 30%. Sedangkan dalam penelitian lain ditemukan, individu yang bersosial secara terbuka cenderung lebih puas dalam hidupnya sekitar 24% dibandingkan dengan yang tidak berbuat demikian. Sangat sinkron dengan yang dinyatakan Rasulullah bahwa kebaikan adalah penentram jiwa.

Semoga bulan Ramadhan ini dapat menyadarkan kita tentang makna berbagi dan berbuat kebaikan kepada saudara kita. Menahan haus dan lapar serta segala hal yang membatalkan puasa merupakan ujian yang cukup berat. Namun demikian, ujian ini dapat kita jadikan sebagai dasar bahwa betapa berat kehidupan orang lain yang harus menahan haus dan lapar bukan hanya di bulan puasa, melainkan sepanjang hari di bulan yang lain atau mungkin sepanjang tahun. Sebagian penderitaan orang lain yang dapat kita rasakan ketika berpuasa itu harusnya dapat mengugah rasa kemanusian dan rasa kesetiakawanan kita. Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan suci ini menjadi tonggak dasar bagi kita untuk bisa berbagi kepada saudara-saudara kita yang memerlukan baik di bulan Ramadhan maupun pada bulan-bulan yang lain.
dimuat di Harian Aceh, 9 September 2008

Minggu, 07 September 2008

WISATA di MEDAN

September 07, 2008 2 Comments



Danau Toba,…Subhanallah…

Untuk farewell party, panitia membawa kita ke Danau Toba. Asyiikkk banget. Dari Medan, kita harus menempuh lima jam perjalanan. Cukup melelahkan, tapi pesona danau toba bisa menggantikan kepenatan selama perjalanan.

Sore hari kita tiba di penginapan yang terletak berhadapan dengan danau toba. Aku yang kelelahan memutuskan untuk beristirahat saja di penginapan bersama Nur dan Icha, sedangkan beberapa temanku yang lain tidak sabar ingin melihat indahnya danau toba.

Malam harinya, panitia mengumpulkan kami untuk mengikuti acara penutupan. Dengan dikelilingi api unggun, kami dihibur dengan aksi kocak pasangan soulmate Uta dan Komang, delegasi dari Univ. Udayana Bali. Setelah itu kami melakukan pesta DURIAN. Ho ho ho… ada puluhan durian yang dibawa oleh pembantu dekan FK USU, bang DEDI. Dan dengan puas kami melahap seluruh durian itu. Alvine yang maniak duren langsung memilah durian yang menurutnya bagus dan manis. Sedangkan aku, menunggu durian selesai dikupas dan dibagi-bagikan saja.

Setelah pesta durian, kami semua kembali ke kamar masing-masing. Suhu daerah Prapat yang dingin membuat kami ingin segera beristirahat.

Keesokan harinya, kami menuju pulau Samosir. Sebuah pulau yang terletak di tengah-tengah danau toba. Dengan menggunakan kapal fery, kita pun menuju Samosir. Ditengah-tengah perjalanan, panitia menunjukkan sebuah gunung yang terdapat batu gantung.

Menurut cerita, batu gantung yang menyerupai kaki manusia itu adalah kaki seorang putri Samosir yang tersangkut ketika hampir jatuh ke jurang bersama anjingnya. Saat itu sang putri sedang melarikan diri dari rumahnya karena tidak ingin dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Kemudian tersangkut ia di sebuah pohon ketika hampir jatuh ke jurang hingga akhirnya membatu seperti saat ini. Hmmm,.. apakah itu kenyataan atau sebuah ilusi,.. entahlah,..aku tidak mau berspekulasi.

Di Samosir,..kami hanya diberikan waktu setengah jam untuk jalan-jalan dan belanja. Sangat singkat karena ada beberapa delegasi yang harus kembali ke daerahnya pada sore hari. Keasyikan berfoto membuat kami semua tidak sempat berbelanja pernak-pernik khas Toba. Sampai akhirnya kita harus kembali ke kota Medan dan pulang ke daerah masing-masing…

Semoga di lain waktu aku bisa kembali ke danau Toba..

WISATA di MEDAN

September 07, 2008 0 Comments

Istana Maimun,.. ikutan yuuukkk!!!

Kalau jalan-jalan di Kota Medan, Sumatera Utara, katanya belum lengkap kalau belum datang ke Istana Maimun. Letaknya di Jalan Brigjen Katamso, Medan, Sumatera Utara. Dari Bandara Polonia maupun Pelabuhan Belawan, perlu waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam.

Apa sih istimewanya Istana Maimun ? Yuk kita lihat...

Istana ini dibangun pada tahun 1888. Waw, sudah 100 tahun lebih. Waktu kami datang, banyak turis dari negara tetangga, Malaysia. Warna kuning banyak bertebaran di istana yang pernah jadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli ini. Secara, kuning itu memang warna khas Melayu.

Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan (arcade) pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.


Bangunan istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, dimana singgasana kerajaan berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari besar Islam.

"Yang paling unik disini yah ruang pertemuan untuk pertemuan adat istiadat ini, yang sampai sekarang masih kami gunakan. Pertemuan dengan Sultan Deli, yang masyarakat Melayu bilang Angkat Sembah Kepada Sultan," jelas Bapak Tengku Hamzah, pemandu wisata kami.

Kalau dilihat-lihat, perabotan istana ini berasa banget pengaruh Eropanya. Lampu-lampu kristal dan perabotan istana seperti kursi, meja, dan lemari. Mungkin karena sang arsitek istana ini asalnya dari Italia yah. Selain perabotan, sebagian material bangunan memang didatangkan dari Eropa, seperti misalnya ubin marmer. Waduh, jauh banget yah.


Di dalam istana terdapat 30 ruangan, dengan desain interior yang unik, perpaduan seni dari berbagai negeri. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.

Inisiatif membangun istana yang terus jadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli adalah Sultan Deli ke-9, yaitu Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Ya, keturunan Sultan Deli memang masih ada dan sekarang gelar sultan dipegang seorang bocah. Tengku Mahmud Arya Lamanjidi, yang juga putra sulung almarhum Letkol. Inf. Tito Otteman Mahmud Perkasa Alam.

"Sultan yang sekarang usianya sekarang kira-kira 10 tahun. Tuanku Mahmud Arya Lamanjidi Perkasa Alam, Sultan Deli XIV. Beliau ditabalkan pada tahun 2005 yang lalu. Setelah ayahandanya meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat terbang di Aceh, Lhoksemauwe. Almarhum ayah Sultan Deli, seorang TNI, Tuanku Otteman Mahmud Perkasa Alam yang berpangkat kolonel dari Batalyon Siliwangi," papar Tengku Hamzah.

Wah tragis juga yah. Sang sultan cilik ini sendiri, lebih banyak tinggal di Sulawesi Selatan, ikut sang ibunda yang asli orang Makassar.

Meriam Puntung

Di Istana Maimun, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung.


Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.

Sementara Istana Maimun selain dibuka untuk tempat wisata, sebagian ditempati kerabat kesultanan. Nah, kalau datang ke Medan, coba deh lihat-lihat kesini. Jangan sampai negeri tetangga sebelah, yang justru lebih banyak tahu.

Setelah mengelilingi Istana Maimun, panitia kemudian mengajak kami ke pusat pemberlanjaan kota Medan. Tidak ada yang special di sana. Sama dengan tempat perbelanjaan di Aceh. nah, kalau ingin membeli pernak-pernik khas Batak, Prapat lah tempatnya. Salah satu wilayah di Sumatera Utara yang ada Danau Toba itu lho..

September 07, 2008 1 Comments
Rumah Anak Madani, we’re coming...


Siangnya, kita di ajak ke Rumah Anak Madani. Rumah penampungan untuk anak-anak korban bencana. Awalnya sih kata Abi,sebutan untuk guru laki-laki di RAM, tempat itu dikhususkan untuk anak-anak korban tsunami. Namun, setelah dipertimbangkan berbagai hal, akhirnya RAM menjadi tempat penamupungan bagi anak-anak korban bencana.

Disana teman-temanku dari berbagai daerah itu menyuruhku untuk melakukan percakapan dalam bahasa Aceh. ya, ada puluhan anak-anak korban tsunami Aceh yang tinggal di RAM. Mulailah aku mengajak salah seorang anak untuk berbicara dalam bahasa Aceh. teman-temanku nyaris tidak mengerti sedikitpun apa yang kami bicarakan.

“Bahasa Aceh susah banget untuk dipelajari.”ungkap salah satu temanku.
September 07, 2008 0 Comments

Go to Rahmat Gallery

Selain itu kita juga diajak jalan-jalan ke GALERY RAHMAT,.. ini dia tempat yang paling WAHH yang pernah kudatangi. Gallery Rahmat itu adalah museum milik pak Rahmat, seoarang pengusaha yang hobi berburu keturunan Turki yang isinya berbagai jenis binatang yang telah diawetkan.

Kejamm banget,.. aku dan teman-teman yang lain sepakat ketika melihat binatang-binatang itu dipajang. Dosa ngga sih? Itu kan sama saja dengan menyiksa binatang?

Uppzzz,..jangan salah,.. ternyata pemikiran kita itu salah. Pak Rahmat pecinta binatang lho. Nah karena dia sangat mencintai binatang, makanya ia memburu binatang-binatang yang tidak produktif lagi atau binatang-binatang yang hampir punah agar semua orang bisa melihat bagaimana binatang itu sebenarnya. Sama sekali tidak ada unsur penyiksaan atau pembunuhan. Malah, museum bertaraf internasional itu menjadi tempat konservarsi alam khususnya binatang.

Sempat ngeri juga ketika melihat singa, harimau, ular,..dan takjub ketika melihat zebra, jerapah, berbagai jenis burung, insekta, dan lain-lain. Bahkan untuk membuktikan kalau itu benar-benar binatang dan buka rekayasa, aku memegang setiap binatang yang bisa kujangkau. Ngga peduli dengan peringatan yang melarang para pengunjung untuk menyentuh binatang tersebut… hehehe,..sorry pak Rahmat.

Trans minang, menu un4gettable




Dari gallery Rahmat, kita dibawa di restaurant Trans minang. Nah, ini dia restoran yang ternyata mensuply makanan setiap hari ke kita. huh,..menunya setiap hari sama. Ayam, daun singkong rebus, dan pisang. Ngga ada variasi. Sebenarnya ngga ada yang salah dengan trans minang itu, tapi karena tidak ada variasi menu, kita jadi bosan.




September 07, 2008 0 Comments

WISATA yang menyenangkan

Tentunya penat banget kalau seminggu acara TEMILNAS itu hanya diisi dengan seminar dan rapat. So, untuk mengantisipasinya panitia mengajak kita untuk keliling-keliling kampus USU. Nah yang paling menarik bagiku adalah PENGADILAN SEMU yang ada di Fak. Hukum. Disana adalah tempat mahasiswa hukum praktik menjadi praktisi hukum. Hmmm,..pantesan pengacara sekarang yang terkenal banyak banget orang MEDAN.

Next, ada juga kebun binatang kecil di lingkungan kampus yang menjadikan USU berbeda dari yang lain. Disana ada beberapa ekor rusa lho. Baru kali itu aku melihat rusa dengan mata kepala sendiri. Selebihnya hanya di TV atau menyantap dagingnya saja.




Rangkaian Acara yang seru ABIEZZZZ…

September 07, 2008 0 Comments


Welcome Party


Jujur, acara yang diselenggarakan panitia Temilnas cukup mempesona. Mulai dari welcome party yang disambut dengan sejumlah lilin yang dinyalakan di jalanan yang gelap, kemudian tarian melayu dan batak, gurindam sembilan ciri khas suku melayu, paduan suara, dan penampilan band semrautan dan dadakan ASOY band. Hancur banget penampilan band itu. namun cukup menghibur, bukan dari kualitas vocal ataupun kelihaian pemain musiknya. Tapi aksi kocak sang vocalis yang berani “MALU” di depan umum. Cocoknya penampilan band itu diberinama dengan OBSESI PELAWAK MENJADI ANAK BAND…

Acara welcome party tidak begitu bisa dinikmati,. Para delegasi termasuk diriku dilanda kecapekan pasca perjalanan jauh…


Dies Natalis


Nah,.. yang paling seru dan unforgettable itu adalah ketika kita, para delegasi diundang DEKAN FK USU untuk mengikuti acara puncak DIES

NATALIS FK USU. Kebetulan banget acara Temilnas berbarengan dengan Ulang tahunnya FK USU. Yang paling membuat kita takjub adalah penampilan paduan suara mahasiswa FK USU yang sangat cool,.. keren banget. Kompak, dan suaranya mer

du. TOP ABiezzz. Salut buat tim paduan suara FK USU.

Inti dari Temilnas itu adalah Lomba Karya Ilmiah, poster, penelitian, proposal, dan kritisi jurnal, SERTA RAPAT BAPIN.


Hmm, ini dia yang bikin ngantuk plus bosan di acara temilnas. RAPAT BAPIN. Tapi, inilah yang paling wajib diikuti.Yang namanya rapat, pasti membosankan. Tapi, kita tidak dapat mengambil sebuah keputusan kalau tidak dirapatkan terlebih dahulu,..benar ngga??

TEMILNAS,..unforgettable...part 2

September 07, 2008 0 Comments

Ilmu-ilmu Baru

Nah ini dia yang paling penting. Di Temilnas FK USU itu aku mendapatkan ilmu-ilmu baru tentang tata cara penanganan penyakit pasca bencana. Baik itu penyakit infeksi ataupun fraktur dan trauma yang ditimbulkan akibat bencana. Di sana aku dan delegasi yang lain mengikuti seminar yang di sampaikan oleh Rektor USU yang juga seorang dokter, Sekjen DEPKES, Kepala Depkes Medan, beberapa perwakilan dari Depkes dan Dosen FKM dan FK, serta perwakilan WHO, dr. Vijay

Hampir semua materi yang disampaikan sama. Tentang bencana, emergency, dan penyakit-penyakit yang ditimbulkan setelahnya. Yang paling menarik adalah Indonesia menjadi center untuk mempelajari bencana. Why? Seperti yang dikatakan Prof.dr. Vijay, Indonesia is the hypermarket of disaster.”

Semua bencana di alam ini ada di negara kita tercinta Indonesia. Mulai dari gempa bumi baik tektonik maupun vulkanik, banjir, tanah longsor, gunung berapi, kabut asap, badai topan, gelombang tsunami, dan lain-lain. “Very complete.” Begitu ujar dr. Vijay, yang ternyata berprofesi sebagai dokter anak dan jantung itu.

Dengan demikian, seluruh negara-negara yang ada di dunia ini akan dating ke Indonesia untuk mempelajari bencana secara langsung. Nah, selain itu kita sebagai bangsa Indonesia khususnya para dokter dituntut untuk mengerti lebih banyak tentang bencana. Bahkan untuk itu Sekjen Dinkes RI mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir akan diberlakukan mata kuliah tentang bencana dan penangananya di seluruh fakultas kedokteran di Indonesia.




Sabtu, 06 September 2008

TEMILNAS,..unforgettable...

September 06, 2008 0 Comments


Fantastic,.. Hari-hari selama mengikuti Temilnas (Temu Ilmiah Nasional) 2008 di Fak. Kedokteran Univ. Sumatera Utara begitu menyenangkan dan unforgettable. Di sana aku menemukan hal-hal yang baru. Diantaranya teman-teman baru dari seluruh Fakultas Kedokteran di Indonesia, ilmu-ilmu baru, jalan-jalan ke tempat wisata yang belum pernah kukunjungi, rangkaian acara yang seru abizzz, dan lain-lain.



Teman-teman baru


Sangat banyak kenalan baru yang kudapatkan selama mengikuti acara Temilnas ini. Mulai dari delegasi dari setiap Universitas, mahasiswa FK USU, dan pegawai hotel tempat aku dan yang lainnya menginap.

All right,. Aku ngga mungkin menyebutkan satu persatu teman-teman baruku. Cukup delegasinya saja ya, yang masih teringat. Ada Hilna, Dadang, dan beberapa temannya yang lain mewakili USU, Nisa, Yuliza, Nanda, Hamka, Maudy, mewakili FK UNAND, Ayu dan Ismail, FK UNILA, Olga dan Kevin, dari UI, Hau dan Hendy, dari Atmajaya, Alvine, Sinta, Tere, dari Maranata, Iqbal dan Nurul,mewakili UnPAD, Yelvy dan Ratih, dari UNAIR, Nur dan Puput dari UNSOED, Yuyun dan Khusul dari UNS, Mega dan Rina dari Undip, Akbar dan Agus dari UGM, Icha dan Afri dari UMY, Rosyida dan Iyen dari Unisula, Uta, Komang, dan Yeny dari Udayana, Valen dan Okta dari Trisakti, Lia dan Puspa dari UNMUL, dan yang paling jauh adalah Andika, Anwar, dan Fajar dari UNHAS.

Mereka semua datang minimal dua delegasi, sedangkan aku? Aku harus berpuas hati untuk menjadi delegasi tunggal dari kampusku UNSYIAH. Sampai-sampai teman-temanku menjukiku WONDER WOMAN, Cut Nyak Dhien, Kakak Aceh, pokoknya macam-macam. Mereka menilaiku sangat berani. Padahal kenyataannya tidak sama sekali. Aku penakut banget. Sampai-sampai mamaku ngga tegaan membiarkanku pergi sendiri ke Medan.

Hmm, walaupun pada dasarnya aku seoarang penakut, tapi dari kecil aku telah dibiasakan untuk berani dan mandiri. Sehingga walaupun aku sendirian ke Temilnas, Alhamdulillah aku cepat beradaptasi dengan teman-teman yang lain.




Follow Us @soratemplates