Postingan Akhir Tahun
Liza Marthoenis
Desember 31, 2008
2 Comments
Sebenarnya aku tak tahu apa yang hendak kuucapkan
lidah tetap saja kelu tuk berujar
glotis tak mau kompromi
tapi...
jemari tetap ingin melompat
mengelilingi deretan huruf yang tersusun rapi
mengomentari akhir tahun ini
akhir yang tidak happy ending, kata jemari
dengan bantuan ulnaris dan radialis
ia tetap saja bergeming
mengajak mata untuk terbuka
menatap senja sampai eksofthalmus pada penyakit Grave
Mengintari alam yang selalu ingin bersahabat
Melihat dunia yang selalu diporak-porandkan
Menangisi Palestina yang tak henti-hentinya berdarah?
Hemofilikah? tanya serebrum
Bukan! Tapi luka yang tak pernah sembuh disayat kembali, jawab mata
sedih, mata menangis
hati perih
jiwa merintih
melihat jiwa yang tak berdosa menjerit pilu
melihat jiwa yang tak berdosa mengemis sayang
melihat jiwa yang tak berdosa mengharap kasih
mengapa semua harus berakhir seperti ini?
selalu seperti ini?
Sore, penghujung tahun 2008
lidah tetap saja kelu tuk berujar
glotis tak mau kompromi
tapi...
jemari tetap ingin melompat
mengelilingi deretan huruf yang tersusun rapi
mengomentari akhir tahun ini
akhir yang tidak happy ending, kata jemari
dengan bantuan ulnaris dan radialis
ia tetap saja bergeming
mengajak mata untuk terbuka
menatap senja sampai eksofthalmus pada penyakit Grave
Mengintari alam yang selalu ingin bersahabat
Melihat dunia yang selalu diporak-porandkan
Menangisi Palestina yang tak henti-hentinya berdarah?
Hemofilikah? tanya serebrum
Bukan! Tapi luka yang tak pernah sembuh disayat kembali, jawab mata
sedih, mata menangis
hati perih
jiwa merintih
melihat jiwa yang tak berdosa menjerit pilu
melihat jiwa yang tak berdosa mengemis sayang
melihat jiwa yang tak berdosa mengharap kasih
mengapa semua harus berakhir seperti ini?
selalu seperti ini?
Sore, penghujung tahun 2008