Selasa, 30 Juni 2009

# goresan pena seorang LIZA # hanya sebuah ungkapan

Mahasiswa Kampungan. Hohoho

Weekend kemarin kembali kuhabiskan dengan pulang kampung. Kembali. Karena sebulan sebelumnya aku juga menginjakkan kakiku ke kampung halaman. Ngga bosan-bosan. Malah kalo disuruh milih untuk tetap tinggal, aku akan memenuhinya. Oh, benar-benar kampunger sejati. Hehhe…
“Kalo dikategorikan, Liza itu termasuk mahasiswa kampungan. Tiap bulan pulkam,” ujar Zikri teman sekampusku.
Biarin aja. Yang penting happy 

Alasanku pulkam pun beraneka ragam. kadang-kadang karena Jum’at, Sabtu ngga ada kuliah, maka segera kubergegas meminta mamaku untuk memesan bus untuk mengantarkanku pulang. Karena liburan tentunya. Dan kali ini kepulanganku karena aku ingin menghadiri pesta pernikahan keponakanku. Kak Cut Yah. Maklum saja, aku itu tuha bijeeh dalam istilah Bahasa Aceh. Jadi kecil-kecil begini aku udah punya banyak keponakan dan cucu. ;)

Hari Sabtu pagi bersama sepupu dan keluarganya kami pun berangkat ke Tangse. Jarak Banda Aceh-Tangse memakan waktu paling cepat 4 jam. jadi ketika hari sudah siang, kamipun tiba. Segera kubergegas mencari mamaku yang sedang sibuk-sibuknya memasak di rumah yang punya hajatan. Dan mulailah aku mengekori mamaku. Meuiku-iku julukan salah seorang teman untukku. Kemanapun mama pergi kuikuti. Layaknya anak ayam yang takut kehilangan induknya, begitulah aku. (duh jadi malu)

Sebenarnya aku punya alasan tersendiri kenapa terus mengekori kemana mamaku pergi. Pertama karena mamaku adalah temanku. Kedua, teman-teman yang sebaya denganku rata-rata udah pada merid atau harus ke sawah untuk kerja. jadi, yaa gitu deh.

Sambil terus bersama mama, kukerjakan apa-apa saja yang bisa. Seperti merajang bawang, mengaduk-aduk bumbu, menjadi kacung, dan bercanda dengan ibu-ibu yang ada di situ. Aku lebih comfort berada di tengah ibu-ibu di dapur daripada duduk di depan bersamagadis-gadis lain sambil menggosip hal-hal yang tak berguna.

Keesokan harinya itu adalah hari yang ditunggu-tunggu pengantin. Hari itu akan dilaksanakan ijab Kabul pernikahan dan kedua mempelai akan menjadi The King and Queen sehari. Sedangkan aku ditugaskan untuk menjaga prasmanan bersama beberapa orang keponakan yang usianya hanya beberapa tahun di bawahku.

Sore Minggu aku harus bergegas kembali ke Banda Aceh. itulah saat-saat yang paling tidak kuharapkan. Membayangkan panasnya suhu negeri Kutaraja itu dan seabrek tugas kuliah serta kerja membuatku mumang. Huh, tapi apa hendak dikata, aku tetap harus kembali tanpa meninggalkan statusku sebagai mahasiswa kampungan. So, kalo liburan datang lagi aku akan pulang.

Ohya, Alhamdulillah disela-sela sibuknya di pesta pernikahan keponakanku aku mendapatkan kabar kalau tulisanku dimuat di The Aceh Institute.


4 komentar:

  1. Aslm.selamat y,artikelnya d muat lagi.pulang kampung memang asik bgt.by the way g nunggu duriannya jatuh dulu fat, tempo ari lewat kampung kamu ud pada mau jatuh.eh y....selamat y bentar lg jadi nenek.

    BalasHapus
  2. makasih razi, iya nih. bakal nambah lagi cucu liza

    BalasHapus
  3. waaahhhh seharusnya bersyukur dunk bisa pulkam tiap bulan nggak kayak aku dulu... pulkam setahun sekali itupun kalo bisa hikss... dan sekarang pun masih hihi...

    BalasHapus
  4. cari kerjaan di kampung aja.. biar bisa stay terus2an di kampung.. :D

    BalasHapus

Follow Us @soratemplates