Tanpa terasa Indonesia telah berumur 64 tahun pada hari Senin tanggal 17 Agustus 2009 lalu. Enam puluh empat tahun kalau diumpamakan seorang wanita, maka ia telah menjadi seorang nenek. Usianya telah senja. Dengan tubuh ringkih dan rapuh, ia tak dapat berbuat banyak untuk menopang hidupnya. Wanita itu telah tua. Berbagai jenis penyakit geriatric (orang tua)pun seperti hipertensi, penyakit jantung, mata yang semakin rabun, bahkan pikun telah menggerogoti jiwanya.
Namun, aku tidak mengharapkan negeriku menjadi ibu tua yang sakit-sakitan dan hanya bisa mengharap belas kasih dari negara lain. Diusia yang tidak bisa dibilang muda lagi ini aku ingin Indonesiaku semakin matang. Semakin jaya. Mampu belajar dari banyak pengalaman yang telah dialami dalam perjalan hidupnya ini.Indonesia bukanlah wanita tua itu.
Namun, ibu pertiwi akan benar-benar tua dan mati kalau anak negeri hanya berdiam diri. Lantas apa yang dapat kulakukan sebagai anak negri untuk ibu yang sedang bersusah hati ? Pertama sekali sebagai bukti cintaku, aku ingin memproklamirkan kalau aku sangat BANGGA menjadi bagian dari negeri ini. Ya, aku sangat bangga dilahirkan di negeri yang konon katanya gemah ripah loh jinawi. Kenapa mesti malu? Bukankah hubbul watani minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) ?
Aku sangat bangga bertanah airkan Indonesia. Karena di dunia ini hanyalah Indonesia yang bernama Indonesia, berbahasa Indonesia, memiliki ribuan pulau, berbagai macam suku dan kebudayaan dengan bahasa daerah yang beragam jua, sumber daya alam yang melimpah ruah, dan merupakan negara tropis.
Aku bangga menjadi rakyat Indonesia. Rakyat dari sebuah negara yang kaya raya, yang memiliki total penduduk seratus juta lebih, yang hampir setiap tahunnya dilanda bencana. Bayangkan saja kalau Indonesia tidak terdapat banyak bencana, maka pusat penelitian bencana akan berpindah ke negara-negara lain. Bukan bermaksud senang dengan bencana. Dari pada bersusah, mending kita mengambil hikmahnya sambil terus membenah diri.
Jangan Hanya Mengkritik
Kontradiktif memang. Membagakan tanah air yang isinya penuh dengan para koruptor, pelanggar HAM, bahkan menjadi gerbong para teroris. Namun, apakah kita akan diam saja melihat negeri ini penuh dengan kemelut? Apakah kita hanya mampu melontarkan kritikan tanpa mau berbenah? Atau tetap saja saling menumpahkan darah di tanah ibu pertiwi ini?
Kita bisa saja berdalih kalau kita hanyalah rakyat kecil yang menjadi korban para penguasa. Siapakah yang memilih penguasa? Kita juga kan? Kita-rakyat Indonesia.
“Wah, ngga fair itu. Saya ngga tahu menahu dengan semua itu. Saya hanya korban.” Lantas kenapa ngga mau mencari tahu? Kenapa hanya ikut-ikutan? Dan mau-maunya dikorbankan? Berapa abad kita sudah dijajah Belanda ditambah beberapa tahun oleh Jepang? Nah sekarang kan sudah merdeka, kenapa tetap mau dijajah.
Kita hanya bisa berdalih, menyalahkan orang lain, mengkritik, tapi tidak mau memberikan solusi.
Korupsi merajalela, kenapa? Karena kita telah menganggapnya hal yang biasa. Sogok-menyogok juga biasa. Semua dianggap biasa. “Sudahlah, biar urusannya cepat selesai,” kita kembali berdalih.
Nah, kalau hal itu tidak diberantas dan tetap menjadikannya sebagai hal yang biasa. Maka siapa yang salah?
Kritik boleh-boleh saja. Tapi negeri ini bukanlah miliknya para penguasa saja. Bukan milik para pejabat. Bukan hanya milik segelintir orang. Tapi, kita yang mengaku jadi rakyat Indonesialah pemiliknya. Jadi, jangan hanya mengkritik! Tapi berikanlah solusinya. Jangan hanya mengharap, tapi terjunlah bersama-sama membangun negeri ini.
Jangan malu dengan keadaan negeri kita, tapi merasa malulah pada diri sendiri dan malu kepada Tuhan, serta malulah berkumpul bersama-sama dengan orang yang tidak mengerti arti hidup. Orang yang tidak bisa menerima hidup ini dengan iklas. Malulah berkumpul dengan orang-orang Indonesia yang tidak dapat jujur pada dirinya sendiri, suka bohong, menipu, maling (apapun bentuknya, lebih-lebih maling berdasi). Yang harus Anda malu adalah jika Anda berkumpul bersama dengan para pejabat negara dan para selebriti yang senang berfoya-foya, yang memiliki gaya hidup gengsi yang tinggi.
Akan tetapi saya yakin, ditengah bobroknya kondisi bangsa, masih banyak orang-orang yang sangat mencintai negeri ini. Orang-orang yang senantiasa saling menjaga dalam kebaikan masih ada, dan akan terus bertambah. Orang-orang yang yang mau bangkit dan bergerak, serta bisa menjadi solusi. Terlebih lagi dengan telah dilaksanakannya Pemilu Capres/Cawapres dengan pasangan SBY-Boediono yang menjadi pemenangnya. Besar harapan yang digantungkan dipundak pemimpin bangsa ini untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Aku tidak malu jadi orang Indonesia ... Biar orang bilang apa saja, biar, biar ... Indonesia negara paling korup di dunia. Indonesia negara gagal. Indonesia negara lemah.Indonesia melanggar HAM. Elite Indonesia serakah harta dan kekuasaan. Presiden-presiden Indonesia dilecehkan humoris (H. Rosihan Anwar, wartawan nasional)
Kontribusiku untuk IndonesiaSekarang kembali pada diriku. Apa yang telah kulakukan untuk negeri ini? Tidak banyak yang kuberikan untuk tanah airku di usia yang telah beranjak 21 tahun ini. Namun aku tidak mau diam saja. Bukankah yang sedikit itu lebih baik dari pada tidak sama sekali? Maka berikut ini adalah baktiku untuk negeri ini.
1. Tidak mencontek ketika ujian.
2. Belajar yang rajin dan mampu menjadi dokter yang bisa menyehatkan bangsaku
3. Membuat blog yang mengupas habis potensi Tangse, kampung halamanku yang kelak nantinya bisa menjadi tujuan wisata Indonesia.
4. Tetap berusaha menggunakan produk dalam negeri
5. Mengoptimalkan berjalan kaki untuk mengurangi polusi
6. Terus menulis dan mempromosikan kebudayaan daerah Aceh
7. Menggunakan Telkomsel sebagai operator selularku yang merupakan produksi dalam negeri
8. dan lain-lain…
Lalu, apa yang telah kau berikan untuk negeri ini?
Mereka tidaklah seperti air yang menggenang, yang hanya diam saja dan menjadi sarang penyakit. Mereka adalah air yang mengalir, air yang bermanfaat bagi sekitarnya. Dan tentu saja mereka bukanlah orang-orang yang berkerumun tidak beraturan.
hmmm,.. aku untuk Indonesia. mantab
BalasHapusSiiip...
BalasHapusMari kita tunjukkan bahwa kita cinta Indonesia... Kita bangga sebagai bangsa Indonesia.... Kita jaga budaya bangsa Indonesia....
Karena kita memang orang Indonesia...!!!
"7. Menggunakan Telkomsel sebagai operator selularku yang merupakan produksi dalam negeri"
BalasHapuskalimat ini memaksa dewan juri untuk menjadikan blog ini sebagai pemenang...kwkw.kwkw
untuk kontribusi pint ke 5, lihat situasi juga.
BalasHapuskalau tujuannya jauh, bisa pegal-pegal dong kaki ini..
tp, mantaplah.... semoga sukses untuk kompetisinya dan juga untuk bloggingnya. :)
Salam,
sip2..
BalasHapusbtw, beneran tuh gk nyontek wktu ujian.he
smangat2..!!
Cintaku pda Indonesia
seluas sinyal Telkomsel yg membentang...
(*telkomsel nyampe gk ya k pedalaman irian..he)
Indonesia Merah Darah ku!! Putih Tulang Ku!! mmmm begitulah kata gombloh. INDONESIA (negri beragam budaya, suku, agama en berjuta masalah)dengan bertambah umur 64 tahun, apakah indonesia en kita juga berubah????????????? seperti kata LIZA Kita juga harus berubah donk!!
BalasHapussemoga blog ini jadi pemenang lagi...ntr kalo dpt lagi Modem Telkom Flash jangan lupa pinjamin 2 tahun ya untuk ku..kekekeke
@agil : terimakasih agil
BalasHapus@rahmat : merdeka!!!
@tgk muda : hah? oh, sungguh betapa jujurnya dirimu :P
@JOn : kan mengopimalkan jon, ya hitung2 tenaga juga. kalo satu km lebih bisa2 kaki gajah nih
@sawal : tq sawal :)
@iddonk : hah??? maksudnya?
hmm
BalasHapusmenang lagi dia ni kyaknya... "Hiduplaaah Indonesiaaaa Raayaaaaaaaaaa"
BalasHapussecerca ketulusan serta keikhlasan anak bangsa untuk negeri ini akan jadi semangat untuk anak bangsa yg lain. ayoe tunjukan pada dunia, buktikan pada diri sendiri kalau kita pantas diperhitungkan
BalasHapus@anonim : hai anonim yang malu menunjukkan siapa dirinya :p sebenarnya bukan masalah benang or ngga nya. ikutan lomba ini cuma ingin menunjukkan semangat nasionalisme liza sebagai bangsa Indonesia yang menurut liza itu sudah sangat pudar dikalangan pemuda
BalasHapus@kakek : iya kek, kita sudah berabad2 dijajah.dan sekarang kita telah merdeka. semoga kita benar2 merdeka.
wah....baru nii, wajah baru semangat baru
BalasHapusMerdeka, Lebih cepat lebih baik. Lanjutkan
BalasHapuskira2 apa ya kontribusiku untk negeri ini? duh jadi malu nih ngaku2 jadi bangsa indonesia
BalasHapusbisa dijelaskan kejadiannya kayak gimana, mBak...???
BalasHapushttp://ajiez.blogdetik.com/2009/08/29/aku-bangga-terlahir-di-madura/
Posting yang menggugah semangat ini, kenapa baru saya baca sekarang ya :P
BalasHapusMerubah suatu kaum, memang harus diawali dari diri sendiri. Kepribadian baik dan perilaku terpuji harus konsisten dilakukan. Saya percaya Liza bisa menjadi contoh generasi muda yang membuat orangtua bangga...
Oya, saya pernah tinggal di Lhokseumawe kurang lebih 2 tahun, mendampingi suami bertugas disana.
Salam kenal juga ya, saya tunggu kedatangan berikutnya :)
nice
BalasHapusblognya jga keren
Top Abisss
BalasHapus@ ajiez : itu hanya kerjaan oknum saja jies..
BalasHapus@bintang : makasih ya mbak, mohon doanya. oya? sepertinya mbak udah keliling Indonesia nih?
@depz : thank u depz
@rizal : makasih rizal
liza 1 lagi yang kurang merokok harus produk djarum coz juga produksi dalam negeri
BalasHapussorry mBak... lambat jawabnya
BalasHapussaya minta maaf atas kejadian semua itu...
@ahfi : jangan rokok dong. yang lain aja seperti masakan khas daerah, bahasa daerah, tarian daerah, lagu kebangsaan, dan lain-lain
BalasHapus@ajiez : iya jies, gpp
Hidup telkomsel..
BalasHapusyang makin hari kecepatan koneksi makin ga jelas..
eitss ntar deh.. ngutip dikit
"Sekarang kembali pada diriku. Apa yang telah kulakukan untuk negeri ini?"
jawabannya: ngeblog yah :D
hmm..kalo menurut saya, 64 tahun bukanlah usia tua bagi sebuah negara, justru masih muda, masih perlu banyak memoles, masih perlu banyak belajar...
BalasHapusbetul mba. bangga Menjadi Indonesia....
salam kenal,
salam ceria selalu..
Tulisan yang menarik. Lanjutkan...!
BalasHapusSukses selalu, jaya Indonesia
BalasHapus@aneuk ; iya nih bang, telkomsel flashnya udah lemot. ayo dong telkomsel, kecepatan, jangan sampai produk luar menjajah bangsa ini
BalasHapus@muamdisini : hmm kalo kita berpikir muda terus tanpa merefleksi apa yang telah terjadi dan berubah menjadi lebih baik, ngga bagus juga dong. pokoknya do the best ya
@arioga : thank u bang arioga
@donny : siip..
@zeni: bagus isi'y...teruskan berkarya yah....
BalasHapusmakasih zeni.
BalasHapus